Belajar Ikhlas dari Si Jupri
Juli 18, 2017
![]() |
Pada suatu masa, hiduplah seorang pria bernama Jupri. Dia memiliki rumah yang sederhana. Jupri bukanlah sosok orang kaya, namun juga bukan seorang yang miskin. Jupri dikenal pemuda yang ramah oleh para tetangga. Dia selalu bangun subuh, sholat kemudian menyapu halaman rumahnya.
Setiap ada orang yang dia kenal, dia selalu bertegur sapa. Senyum tak pernah lepas dari raut muka nya yang sudah lebih dari seperempat abad. Jupri memiliki pekerjaan utama sebagai seorang pedagang Nasi Goreng. Dari pekerjaan itulah dia dapat memenuhi kebutuhan hidupnya. Usaha nasi goreng tersebut tidak dia jajakan keliling, namun dia membuka depot di pinggir jalan utama di kota Surabaya. Selain karena lokasi depot yang strategis, nasi goreng yang dibuat juga sangat enak. Banyak orang yang selalu kembali untuk menyantap nasi Goreng buatannya.
Banyak orang yang kagum terhadap usaha Nasi Goreng Milik Jupri, terutama keluarga dan teman-temannya. Depot Nasi Goreng itu bernama Nasgor Bang Toyib. Bang Toyib adalah nama bapak Jupri. Usaha ini sudah di kembangkan oleh bapak Toyib sejak 1980an. Jupri adalah generasi pertama usaha keluarga Pak Toyib.
Selain bekerja fulltime sebagai penjual nasi Goreng, Jupri juga memiliki hobi di waktu senggangnya. Hobi itu adalah berkebun. Dia memiliki beberapa tanaman yang dia pelihara. Mulai jenis bunga, buah dan daun-daunan. Namun memang dia lebih menyukai menanam buah. Buah yang paling banyak dia tanam adalah buah Mangga. Pada saat musim panen, dia selalu membagikan hasil panen Mangga tersebut ke teman dan para tetangganya. Semua orang yang mendapatkan Mangga tersebut sangat senang karena Mangga tersebut rasanya manis. Namun memang perawatan yang harus Jupri lakukan untuk merawat mangga juga tidak mudah. Dia harus membeli bibit, menanam bibit, memupuk, menyiram, memberi obat hama dan lain sebagainya. Hal tersebut dia lakukan sejak 5 tahun yang lalu.
Pada bulan Februari, sebulan sebelum masa panen mangga terjadi kehebohan yang besar. Mangga yang siap panen yang berjumlah ratusan dan sangat manis hilang tak bersisa. Keluarga Jupri, teman-teman dan tetangga Jupri kebingungan. Ada yang raut muka nya kecewa, sampai dengan ada yang marah. Tak lama kemudian Jupri keluar dari rumah. Jupri langsung dihampiri oleh seorang kawannya bernama Rika dan tetangganya bernama Tomi.
Jupri : "Assalamualaikum... Ada apa ini ribut-ribut ?"
Tomi : "Lihat pohon mangga mu.."
Jupri : "Astagfirullah.." (berteriak sambil terperanjat melihat seluruh mangganya hilang)
Rika : "Kok bisa hilang yaaaa"
Tomi : "Jangan-jangan ada yang maling nih warga kita, dia ga suka sama kamu kali Jup,"
Rika : "Atau mungkin diambil kelelawar yaaaa"Tomi : "Jangan-jangan ada yang maling nih warga kita, dia ga suka sama kamu kali Jup,"
Tomi : "ya, ga mungkin lah, masak dalam semalam bisa hilang semua. "
( Jupri tersenyum kecil sambil tetap memperhatikan teman dan tetangganya berdebat )
Tomi : "Hei Jup, kamu itu ya, kehilangan Mangga mu kok malah senyum-senyum bahagia. Aneh ini anak. "
Rika : "Iya nih kok ga sedih sama sekali. Jangan-jangan kamu sendiri ya yang panen terus kamu makan sendiri "
Jupri : "ya engga lah, ga mungkin kan aku makan sendiri. Banyak banget tuh mangga"
Rika : "lah terus siapa yaaa"
Tomi : "kalau sampai ketemu biar nanti aku bantu gebukin, kurang ajar banget. Mangga itu nanam nya ga satu dua bulan padahal. Jupri uda nanam pohon itu dari kecil bertahun-tahun bro. "
Rika : "Iya bener banget Tom, aku lihat sendiri Jupri kerja keras banget buat nanam. Rela panas-panas nyangkul, nyiram tiap hari, beli pupuk. Biaya nya banyak banget mulai dari waktu, tenaga, pikiran sampai dana dia keluarin buat besarin semua pohon itu.
Jupri : "uda gak papa tenang aja"
Tomi : "Gimana mau tenang bro, Sebagai sahabat aku tau perasaanmu gimana"
( Jupri kembali tersenyum dan Jupri akhirnya angkat bicara. )
Jupri : "Begini Rika dan Tomi dengarkan Aku. kenapa aku tidak marah dan memaki-maki orang yang mencuri mangga ku. Karena memang sedari awal aku menanam pohon mangga bukan untuk mencari buah mangga. Dengan pekerjaan utama ku sebagai penjual nasi goreng, aku bisa menyisihkan sebagian hasil ku untuk beli mangga. Tidak perlu bersusah-susah menanam mangga. Kalau boleh aku jelaskan, alasannya begini. Rumah ku kan menghadap barat. Jadi kalau siang sampai sore hari, matahari terus menyinari rumah ku. Sehingga suhu rumah ku jadi panas banget. Oleh karena itu aku ingin rumah ku menjadi lebih sejuk jika ada tanaman yang menutupi sinar matahari dikala siang sampai sore. Kalaupun aku memang mengharapkan mangga, maka aku tidak akan khawatir. Karena insyaallah mangga itu akan berbuah lagi tinggal menunggu waktu saja. "
Dari Kisah Jupri diatas, maka ada hikmah atau pelajaran yang dapat kita ambil.
- Bahwa banyak orang yang kadang salah mengartikan maksud kita.
Kita senantiasa berperilaku dalam hidup. Manusia lain yang melihat kita sering kali berpresepsi yang menurut kita juga tidak sesuai. Namun ingat bahwa presepsi seseorang bukanlah diri kita sendiri. Kita adalah diri kita. Kalau kita mengikuti presepsi orang lain, maka kita akan benar-benar menjadi apa yang mereka fikirkan. Presepsi negatif itu mesti ada. Apalagi untuk kita yang sudah punya posisi. Seperti paribahasa "Semakin Tinggi pohon, maka semakin kencang angin yang menerpa". Presepsi orang lain yang salah timbul bisa jadi karena keterbatasan data dan logika. Sama halnya seperti Jupri yang awalnya dikira oleh teman dan tetangganya yang diduga menyembunyikan mangga nya. Maka selama kita masih percaya bahwa apa yang kita lakukan benar dan obyektif maka LANJUTKAN..!! - Percayalah bahwa setiap kebaikan kita tanam akan selalu berbuah Manis
Jupri ketika kehilangan buah yang dia tanam dia tetap percaya bahwa pohon nya akan berbuah lagi. Sama halnya dengan diri kita. Ketika kita berbuat baik, maka yakinlah bahwa bisa jadi apa yang kita lakukan sekarang kadang tidak berdampak langsung ke kita saat ini. Namun bisa jadi berefek baik di masa depan. Kunci utama dalam memetik hasil di masa depan adalah SABAR. Jalani proses yang terjal sekarang. Walau semua yang kamu usahakan selama ini hilang tak bersisa maka tetaplah bersabar. Karena semua akan indah pada Waktunya .....
Sumber Gambar Mangga : http://tukangteori.com/2016/03/cara-memilih-buah-mangga.html
0 komentar